Abu Qasim al-Qushayri: Penulis Risalah Ilmu Tasawuf

qushayriNama lengkapnya adalah Abu Qasim Abd al-Karim ibn Hawazin al-Qushayri. Beliau adalah seorang sufi besar pada zamannya. Syekh Hujwiry, seorang penulis risalah Tasawuf tertua dalam bahasa Persia,  menyebut Syekh al-Qushayri sebagai  sufi agung pertama yang berhasil menunjukkan Tasawuf sebagai  ajaran Islam yang sah berdasarkan al-Qur’an dan hadits, dan pada saat yang sama berhasil mengokohkan ilmu Tasawuf sebagai disiplin yang  sah dalam kerangka ajaran Islam.

Syekh Qushayri  adalah ahli hadits dan fiqh, ahli tafsir al-Qur’an, dan guru Sufi terkemuka. Syekh Qushayri memberi sumbangan besar dalam menjelaskan sekaligus memadukan fiqh mazhab Syafi’i, teologi Ash’ariyyah dan perenungan sufi . Dengan menunjukkan dasar-dasar hadis dan fiqh Syafi’i, Syekh Qushayri menunjukkan contoh-conto sunnah Nabi Muhammad yang menunjukkan sebagian dasar-dasar ajaran Sufi. Dan berdasarkan teologi Asy’ariyyah, Syekh Qushayri mendukung penekanan pada transendensi Ilahi dan misteri ketuhanan.

Karyanya yang paling masyhur adalah Risalah fi ‘ilm al-Tasawuf (Risalah Ilmu Tasawuf),yang membela keabsahan ajaran Tasawuf dari segi ajaran Islam. Dalam buku ini Syekh Qushayri menyajikan teori dan praktik sufi yang konsisten dengan prinsip-prinsip Syariah. Syekh Qushayri juga menegaskan perlunya bimbingan Syekh Mursyid yang benar dan berpegang teguh pada Syariah.

Syekh Qushayri adalah murid sekaligus menantu dari sufi Syekh Abu ‘Ali al-Daqqaq (w. 1015). Beliau juga beruguru kepada Abu Abd ar-Rahman as-Sulami (937-1021). Keduanya adalah penulis biografi para sufi dan tafsir al-Qur’an yang penting. Syekh Qushayri menggantikan kedudukan Syekh al-Daqqaq sebagai guru di madrasah Nisapur. Selama mengajar di sana beliau secara rutin mengadakan pertemuan atau majelis zikir.

Ketika perdana menteri  dari sultan Saljuq pertama, Tughril Beg, melakukan penyelidikan dalam rangka menentang ajaran Syiah dan Asyariyyah, Syekh al-Qushayri mengeluarkan fatwa pada tahun 1044, dan juga dalam surat terbuka pada 1054, yang intinya adalah membela keabsahan teologi Asy’ariyyah, dan memprotes tindakan penguasa yang menangkapi para ulama aliran Asy’ariyyah. Surat terbuka itu menyebabkan beliau ditahan di penjara. Syekh Qushayri dibebaskan setelah benteng penjaranya diserbu oleh kaum Shafi’iyyah. Beliau kemudian pindah dari Nishapur menuju ke Baghdad pada tahun 1056. Khalifah Qa’im ibn Amrillah mengangkatnya menjadi guru hadis di istana khalifah. Pada usia 79 tahun Syekh Qushayri kembali ke Nishapur dan tinggal di sana sampai meninggal dunia pada tahun 1072.

Karya Risalah Qushayri menjadi acuan bagi para sufi generasi selanjutnya.  Kitab itu memuat biografi sufi-sufi awal dan pembahasan tentang 40 “maqam” dan “ahwal” di jalan sufi. Karya tafsir Qur’an beliau, yakni Latha’if al-Isharat, disusun sekitar tahun 1019. Ini adalah kitab tafsir  dan takwil ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan pengetahuan Syariah dan pengalaman mistisnya.

Lahu Al-Faatihah

Sumber : koncongopi.blogspot.co.id

Leave a comment